Syaikh-nawawi-al.doc - Ada beberapa nama yang bisa disebut sebagai tokoh Kitab Kuning Indonesia. Sebut misalnya, Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdul Shamad Al-Palimbani. Download our buku syekh siti jenar pdf eBooks for free and learn more about buku syekh siti jenar pdf. These books contain exercises and tutorials to improve your practical skills, at all levels! To find more books about buku syekh siti jenar pdf, you can use related keywords: Buku Syekh Siti Jenar Pdf, Buku Syekh Siti Jenar Pdf, Buku Syekh Siti Jenar Pdf Download, Buku Makrifat Syekh Siti Jenar. Pdf, Download Buku Makrifat Syekh Siti Jenar, Download Buku Makrifat Syekh Siti Jenar, 140 Ajaran Syekh Siti Jenar Pdf, Ajaran Syekh Siti Jenar, Makrifat Syekh Siti Jenar Pdf, 140 Ajaran Syekh Siti Jenar You can download PDF versions of the user's guide, manuals and ebooks about buku syekh siti jenar pdf, you can also find and download for free A free online manual (notices) with beginner and intermediate, Downloads Documentation, You can download PDF files (or DOC and PPT) about buku syekh siti jenar pdf for free, but please respect copyrighted ebooks.
Similar Books All books are the property of their respective owners. This site does not host pdf, DOC files all document are the property of their respective owners. Please respect the publisher and the author for their creations if their books are copyrighted.
Nama eBook: Misteri Syekh Siti Jenar Penyusun: Ustadz Zainal Abidin bin Syamsudin حفظه الله Pengantar: اَلْـحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى النَّبِـيِّ الْـمُصْطَفَى وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ، أَمَّ بَعْدُ Asal muasal Syekh Siti Jenar sebenarnya tidak jelas, apakah berasal dari Persia atau asli Jawa. Namun, ajarannya cukup memberi pengaruh besar kepada masyarakat Indonesia hingga sekarang, terutama di Jawa. Syekh Siti Jenar termasuk anggota Walisongo yang hadir pada pertemuan pertama yang diselenggarakan oleh Sunan Giri, ketua Walisongo yang baru sebagai pengganti Sunan Ampel.
Di dalam pertemuan itu, dibicarakan tentang pemikiran Syekh Siti Jenar yang berkaitan dengan ma’rifat. Ternyata diketahui bahwa Siti Jenar punya pandangan menyimpang di dalam beragama. Akibatnya, tokoh ini dikeluarkan dari keanggotaan Walisongo, bahkan akhirnya dijatuhi hukuman mati. Hukuman ditetapkan setelah Sultan Demak dan Walisongo memberi peringatan berkali-kali tentang ajarannya yang merusak aqidah umat Islam, yang baru saja dengan susah payah ditegakkan Maulana Malik Ibrahim di Jawa pada 1404 M. Namun, alasan ini belum dianggap kuat, maka hukuman mati Siti Jenar baru diambil setelah Adipati Pengging, Ki Ageng Kebo Kenongo dihukum mati karena memberontak kepada kekuasaan Demak Bintoro, ditambah murid-murid Syekh Siti Jenar yang berbuat onar karena putus asa dengan kegagalan Adipati Pengging tersebut. Bagimanakah ajaran Siti Jenar tersebut sehingga ia difatwakan sesat oleh para Walisongo?
Simaklah eBook ini dan semoga kita tidak menjadi orang mudah tertipu dengan ucapan para tokoh layaknya Siti Jenar dizaman sekarang ini, amin Download: atau atau atau.
Syekh Siti Jenar. Kehadirannya telah menenteramkan sekaligus menggelisahkan! Ajaran Islam yang diajarkannya sangat kontroversial. Jika para wali lain di zamannya menanamkan Islam secara akulturasi, ia membangun Islam di Jawa secara asimilasi, yang kelak dikenal sebagai Islam Jawa atau Islam Kejawen. Pandangan sufistik Islam diramunya dengan mistik Jawa. Lahirlah Islam yang Syekh Siti Jenar. Kehadirannya telah menenteramkan sekaligus menggelisahkan!
Ajaran Islam yang diajarkannya sangat kontroversial. Jika para wali lain di zamannya menanamkan Islam secara akulturasi, ia membangun Islam di Jawa secara asimilasi, yang kelak dikenal sebagai Islam Jawa atau Islam Kejawen. Pandangan sufistik Islam diramunya dengan mistik Jawa. Lahirlah Islam yang tidak berwajah keras, tapi memancarkan kesejukan sebagai rahmatan lil alamin.
Buku ini mengupas makna kematian yang diajarkan oleh tokoh yang lebih sering disalahpahami itu. Achmad Codjim juga membawa kita menyelami khazanah kearifan tradisional tentang rahasia alam, hidup, akal budi, hakikat dan eksistensi manusia yang diperkaya dengan pelbagai argumentasi keagamaan. Sebenarnya, buku ini sudah lama selesai dibaca. Tertarik mereview karena melihat tayangan kick andy yang membahas tentang kematian (based on book yang berjudul the last lecturer dan psikologi kematian).
Dua buku terakhir ini belum saya baca. Adalagi buku yang menyita perhatian saya sebenarnya. Buku al ghozali -nabi tanpa wahyu- metode menjemput kematian. Kenapa kematian? Saya sendiri tertarik untuk 'mati' setelah beberapa tahun terakhir ini mendalami dunia sunyi sufi. Meski saya tak ber sebenarnya, buku ini sudah lama selesai dibaca. Tertarik mereview karena melihat tayangan kick andy yang membahas tentang kematian (based on book yang berjudul the last lecturer dan psikologi kematian).
Syekh Siti Jenar
Dua buku terakhir ini belum saya baca. Adalagi buku yang menyita perhatian saya sebenarnya. Buku al ghozali -nabi tanpa wahyu- metode menjemput kematian. Kenapa kematian? Saya sendiri tertarik untuk 'mati' setelah beberapa tahun terakhir ini mendalami dunia sunyi sufi.
Meski saya tak berusaha seperti seorang salik sufi yang mencoba berbagai cara untuk mati. Tapi saya memang penasaran untuk 'mati'. Ada apa dengan 'mati'. Benarkah kita akan mengalami siksa kubur. Renault 19 tuning. Benarkah kita akan menuju surga atau neraka. Jangan-jangan surga dan neraka itu tidak ada. Belum ada bukti.
Semua cuma kata kitab suci. Bukan saya meragukan kitab suci. Tapi saya adalah tipe yang membutuhkan 'bukti' untuk sebuah kebenaran. Kitab suci sekedar pengantar.
Kebenaran sejati ada di hati. Jika tidak ada kitab suci, apakah anda masih percaya adanya Tuhan?
Inilah yang saya 'cari'. Pikiran ini membawa saya ke sebuah gua yang bernama gua pamijahan. Gua ini terletak di kaki bukit gunung mujarod (tempat penenangan) di daerah tasikmalaya. Gua ini adalah tempat di mana syaikh abdul qodir jaelani menerima ilmu agama dari syaikh imam sanusi. Konon, gua ini juga menjadi tempat 'meeting' para wali songo dengan syaikh abdul qodir jaelani -saya sempat berdiam lama di tempat 'meeting' ini. Entah apa yang mereka 'meeting'-kan. Tidak usah dibahas di sini.
Ketika sampai di ujung gua -tempatnya cukup lebar-, kebetulan pas tidak ada orang. Saya mencoba mematikan obor saya. Dan seketika gelap hinggap.
Apakah ini mati. Tidak ada bunyi.
Tidak ada cahaya. Pikiran saya lari kemana-mana.
Ingat ibu saya. Adik-adik saya.
Kawan-kawan saya. Kok seyem gini sih. Saya jadi takut. Hati saya tak henti-hentinya dzikir. Mengingat segala dosa dan khilaf.
(dan kenapa juga saya ingat dosa dan khilaf. Sementara ketika saya 'hidup', saya tak memusingkan hal itu. Cuek.) akhirnya tak kuasa juga saya menahan airmata. Flashtool for xperia neo v mt11i root. Dia menetes tanpa saya perintah.
Entah apa yang saya pikirkan. Cuma saya merasa 'takut' jika mati dimaknai dengan gelap dan sunyi seperti ini. (saya pernah berkhayal, bahwa kematian tidak ada bedanya dengan kehidupan.
Kita masih bisa dugem atau menyantap soto ceker kesukaan). Tapi kalau gelap dan sunyi begini. Saya ogah deh. Nah, pandangan saya tentang kematian 'berubah' saat saya mulai baca buku ini. Dengan bahasa yang mengalir dan sederhana, achmad chodjim berusaha menjelaskan makna kematian bagi seorang mbah jenar -duh. Saya jadi kangen panjenengan. Bagi mbah jenar, kematian itu ya hari ini.
Dimana kita (baca: saya) masih bisa menghirup udara bebas. Masih bisa makan soto ceker dan minum coca cola. Masih sempat ngopi di phoenam. Masih senang chatting di sela kerja. Masih bermimpi untuk menjadi orang sukses dan banyak duit sehingga bisa beli banyak buku dan membangun perpustakaan. Masih sempat menulis puisi dan cerpen.
For more information, visit the QuickTime Web site. • -Default Plug-in • Shockwave Flash 10.0 r12 • GEPlugin • 3.0.50106.0 • Windows Presentation Foundation (WPF) plug-in for Mozilla browsers • Google Updater plugin• RealJukebox Netscape Plugin • RealPlayer(tm) LiveConnect-Enabled Plug-In • 6.0.12.872 • Google Update • Java(TM) Platform SE binary • Java Plug-in 1.6.0_10 for Netscape Navigator (DLL Helper) • Adobe PDF Plug-In For Firefox and Netscape • The QuickTime Plugin allows you to view a wide variety of multimedia content in Web pages. • Npdsplay dll • DRM Netscape Network Object • DRM Store Netscape Plugin. Shockwave flash 10.0 r12.
Masih baca buku dan menulis review. Sepertinya saya ngrasani orang-orang di surga goodreads nih. Tapi begitulah. Itu hanya contoh aktivitas yang kita kerjakan saat kita berada di 'alam kematian'. Banyak aktivitas lain yang tidak usah dibahas di sini. Menurut mbah jenar, kehidupan sejati adalah hidup bersama sang pemberi hidup.
Bukan alam materi seperti yang kita alami dan rasakan seperti ini. Sesungguhnya kita sudah berada di alam kematian hari ini -tanpa nisan dan kain kafan.
Sesungguhnya kita sudah berada di alam surga dan neraka hari ini. Tergantung parameter anda tentang surga dan neraka itu. Betapa setiap hari kita selalu berhadapan dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Hal-hal ini akan masuk akal jika kita berada di alam kematian. Ayah memperkosa anaknya.
Anak membunuh ibunya. Orang saling membunuh cuma karena beda. Nggak masuk akal kan. Mbah jenar menampar saya.
Mengingatkan saya untuk 'hidup'. Kenapa saya harus memikirkan kematian. Saya sudah mati sejak pertama saya melihat dunia ini. Yang saya butuhkan adalah 'hidup'. Hidup dengan sang pemberi hidup.
Siapa pun dia. Semoga itu kamu, perempuan. Saran saya: beli dan bacalah buku ini jika anda mengenal saya.
Jika belum kenal, cari tahu dari manusia yang sudah kenal saya. Di tikungan itu. Di rumah tuhan yang masih ngontrak dan sederhana.
Selamat membaca dan selamat menuju 'hidup'. Misterius, itulah sosok pertama kali yang saya tangkap mengenai Syekh Siti Jenar.
Bagaimana tidak? Syekh ini tidak seperti anggota wali songo lainnya, beliau hadir dengan wajah berbeda, dengan cara pandang berbeda bahkan dengan ajaran yang mungkin bertolak belakang dengan konsep dewan wali saat itu. Mirip tokoh cerita, kehadirannya sengaja dimunculkan dalam alur cerita sebagai pengobok-obok kesantunan cerita. Terlalu sedikit tulisan-tulisan yang menyimpan riwayat hidup dan ajarannya. Hal ini tida Misterius, itulah sosok pertama kali yang saya tangkap mengenai Syekh Siti Jenar. Bagaimana tidak? Syekh ini tidak seperti anggota wali songo lainnya, beliau hadir dengan wajah berbeda, dengan cara pandang berbeda bahkan dengan ajaran yang mungkin bertolak belakang dengan konsep dewan wali saat itu.
Mirip tokoh cerita, kehadirannya sengaja dimunculkan dalam alur cerita sebagai pengobok-obok kesantunan cerita. Terlalu sedikit tulisan-tulisan yang menyimpan riwayat hidup dan ajarannya. Hal ini tidak lain, memang sejak dahulu Syekh merupakan sosok yang sebisa mungkin dilupakan dan diimagekan sebagai ulama yang keluar dari Islam, bahasa ekstremnya beliau telah murtad. Hal yang sangat biasa dalam percaturan sejarah: siapa yang kuasa maka dialah yang berhak menuliskan sejarah.
Inilah history (His Story) cerita “dia”, bukan cerita aku, kamu atau kita. Betul-betul dia (baca: penguasa) yang punya hak untuk menuliskan alur sejarah dan merendanya sesuai dengan keinginan. Syekh adalah pihak kalah, tidak punya kekuasaan apapun, ia ditentang oleh pemerintahan demak yang didukung oleh dewan wali saat itu. Sehingga sangat wajar, jika yang kita pahami sosok beliau adalah tokoh antagonis dalam proses penyebaran Islam di tanah Jawa.
Cerita yang paling menyesakkan tentang Syekh adalah masalah kematiaannya. Masyarakat terlalu yakin dan menerima cerita-cerita yang berkembang bahwa kematiannya akibat dipancung oleh pemerintahan Demak dan jenazahnya berubah menjadi anjing. Anjing, dalam ilmu fiqihnya, merupakan salah satu binatang najis. Jika Anda tersentuh air liur anjing maka wajib hukumnya untuk mandi dan membasuh bekas jilatan itu dengan debu, pasir, endot sebanyak tujuh kali. Jika prosesi ini telah Anda lakukan itu artinya Anda kembali suci. Bahkan, ada yang menyatakan rumah yang ada anjing atau gambar anjing maka malaikat tidak akan berkenan memasuki rumah tersebut. Suatu padanan untuk sebuah penegasan bahwa Syekh ajarannya benar-benar menyimpang, keluar dari garis besar Islam, sesuautu yang tak terampuni.
Bahkan kematiaannya pun tidak layaknya manusia, meski manusia yang mati itu kafir, ateis, perampok atau para koruptor. Bahkan dalam sejarah Islam, dalam kehidupan Nabi SAW tidak ada penentangnya yang jenazahnya berubah menjadi anjing, keledai atau binatang-binatang yang najis lainnya. Fir’aun saja yang mengaku tuhan, mayatnya tidak berubah menjadi anjing. Lha ini, Syekh, kok begitu tragis sekali kematiaannya. Lantas, kita boleh bertanya, benarkah cerita itu? Sedikit sekali buku yang mengulas tentang bagaimana sejatinya hal ihwal kematian Sang Syekh. Saya baru menemukan dua buku yang mengisahkan jalan kematiannya Sang Syekh.
Pertama bukunya Abdul Munir Mulkan (maaf, lupa judulnya), dalam buku ini ditulis bahwa kematiaan Sang Syekh bukan dipancung, bukan pula jenazahnya menjadi anjing. Sebaliknya, sang Syekh memilih jalan kematiannya sendiri. Seakan-akan Syekh ini memiliki pintu kematian yang sewaktu-waktu bisa ia buka. Begitu pula, jenazahnya hilang berubah menjadi sinar yang mengeluarkan bau harum memenuhi Masjid Demak. Jadi, tidak berubah menjadi anjing. Buku kedua, adalah yang ditulis Argawi Kandito dengan judul “Pengakuan-Pengakuan Syaikh Siti Jenar”. Dalam buku ini ditulis bahwa kematian Syekh bukan dipancung bukan pula memilih jalan kematiannya sendiri melainkan Syekh mati selayaknya manusia biasa, beliau mati akibat sakit keras yang dideritanya.
Bahkan dalam buku ini, tidak ada perseteruan antara Syekh, pihak kerajaan maupun dengan dewan wali. Buku ini, yang di tulis Achmad Chodjim, tujuaannya bukan untuk ikut menelah kebenaran bagaimana syekh Siti jenar mati, dan apa yang terjadi setelah kematiaannya.
Buku ini hadir lebih terfokus pada hal ihwal soal jalan kematian, yakni bahwa Syekh Siti Jenar tahu jalan kematiaanya. Tepatnya, buku ini hadir untuk menyelami makna “mati” dalam pandangan Syekh Siti Jenar. Sebab, melalui kematiaan inilah Syekh Siti Jenar betul-betul menjadi tersohor, berani mengatakan apa adanya, tanpa tedheng aling-aling. Pandangan mengenai kehidupannya tak lepas bagaimana beliau memandang soal kematian. Pandangan beliau mengenai soal kehidupan sungguh kontroversial dengan orang-orang pada umumnya.
Baginya: “Jalan saya tidak akan tersesat bila saya besok hidup, tidak merawak rambang (menduga-duga) bila saya katakan bahwa sekarang ini saya mati. Hidup saya di dunia ini menemukan wujud (keberadaan) jisim, tulang, sumsum, otot, serta daging.”. Seakan-akan Beliau lari dari kenyataan, tak mau mengakui tarik ulurnya nafas bukan sebuah kehidupan. “dunia ini alam kematian”.
Manusia yang hidup di dunia ini bersifat mayit, mati. Kehidupan sekarang ini bukan kehidupan sejati, karena masih dihinggapi kematian. Sepintas, pandangan ini seolah-olah tanpa didukung dalil Al-Qur’am dan hadist. Padahal dalam hadist disebutkan “manusia yang hidup di bumi ini sesungguhnya tidur, dan bangun ketika matinya”. Dan “sesungguhnya engakau itu mayit, dan mereka pun mayit”. Hidup-mati bagaikan siklus yang terus berulang. Dalam Al-Qur’an (Q.
3: 27) Allah mempunyai kuasa untuk memasukkan siang ke malam, malam ke siang, mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Hidup dan mati juga analog dengan terjadinya siang dan malam. Jika zat hidup itu menetes pada media kehidupan, maka terjadilah proses hidup. Jika ia sudah hidup di luar kandungan, maka ia mengalami proses kematian! Jadi, manusia itu sebenarnya “born to die” dilahirkan untuk menghadapi kematian. Kita makan dan minum setiap hari sebenarnya bukan untuk hidup.
Tetapi, hanya untuk menunda kematian. Pandangan yang menarik sekaligus kontroversial. Apakah ada kearifan dari pandangan ini, sehingga kita mampu mereguhnya sebagai pegangan, sebagai rambu-rambu dalam melangkah dalam kehidupan kita? Jika hidup yang kita alami sekarang ini adalah kematian, berarti saat ini kita berada dalam fase tidur, fase dorman.
Tidur atau dorman merupakan fase di mana ketidaktahuan sedang kita alami. Selayaknya orang tidur yang tidak tahu apa-apa, tidak tahu kemana kita akan melangkah. Buktinya, banyak terjadi tipu muslihat dimana-mana, tipu menipu, koruptor, anarkisme, dan lain sebagainya. Seandainya kita tahu, kita hidup, kita bangun kejadian yang tengah terjadi ini tak perlu dialami. Maka ada kata-kata hikmah “bangunlah dari tidurmu”. Suruhan untuk “qum fa andzir”, bangun dan menyadari diri dan menyadarkan sekitar kita.
Membaca buku ini, kiranya bukan rasa grusa-grusu (keburu-buru) yang dikedepankan untuk menjustifikasi kebenarannya. Perlu perenungan, muhasabbah diri, lingkungan dan realita-realita yang tengah terjadi. Sehingga kita bisa menyimpulkan apakah buku ini, pandangan Syeh Siti Jenar benar?
Buku yang sangat saya gemari. Achmad Chodjim dengan rinci menjabarkan bagaimana seharusnya agama tidak menjadi candu, bahwa agama hanyalah sebuah jalan yang mengantarkan kepada Sang Pemberi Hidup.
Melalui cerita tentang ajaran Siti Jenar yang sangat fenomenal di masa para Wali, penulis tidak berusaha mendiskreditkan syariat seperti pada umumnya sufi yang mendewakan ma'rifat tanpa memandang syariat. Dalam buku ini, kedua hal tersebut tak boleh dipisahkan. Membahas secara lugas tentang ma'rifat tan Buku yang sangat saya gemari. Achmad Chodjim dengan rinci menjabarkan bagaimana seharusnya agama tidak menjadi candu, bahwa agama hanyalah sebuah jalan yang mengantarkan kepada Sang Pemberi Hidup. Melalui cerita tentang ajaran Siti Jenar yang sangat fenomenal di masa para Wali, penulis tidak berusaha mendiskreditkan syariat seperti pada umumnya sufi yang mendewakan ma'rifat tanpa memandang syariat.
Dalam buku ini, kedua hal tersebut tak boleh dipisahkan. Membahas secara lugas tentang ma'rifat tanpa harus meninggalkan syariat. Aq kasih very liked it buat bukunya.
Tapi amazing buat ajarannya. Aku adalah tuhan, wakakkaka. Baca dulu bung, dimengerti, pahami, resapi, kalo masih belum nyampe juga ya. Sangat tidak dianjurkan untuk dibaca bagi mereka mereka yang tidak bisa menerima perbedaan atau bagi mereka yang menganggap perbedaan sebagai suatu masalah yang harus dipertentangkan. Daripda beli mahal2 terus bukunya dibakar, mending ga usah baca. Ngga usah tau sekalian hehehehe.
Syekh Siti Jennar, gutu dari semua aliran aq kasih very liked it buat bukunya. Tapi amazing buat ajarannya. Aku adalah tuhan, wakakkaka. Baca dulu bung, dimengerti, pahami, resapi, kalo masih belum nyampe juga ya. Sangat tidak dianjurkan untuk dibaca bagi mereka mereka yang tidak bisa menerima perbedaan atau bagi mereka yang menganggap perbedaan sebagai suatu masalah yang harus dipertentangkan. Daripda beli mahal2 terus bukunya dibakar, mending ga usah baca.
Ngga usah tau sekalian hehehehe. Syekh Siti Jennar, gutu dari semua aliran kejawan. Menitikberatkan hubungan mahkluk dengan Tuhannya pada hubungan hati, segala ibadah yang diajarkan oleh agama hanya Ritual. Silabus yang menjadi syarat untuk mengetahui inti.
Tapi banyak orang tidak memahami bahkan menganggapnya aliras sesat. Dan tentu, orang-orang ini sedikit agak sinis terhadap semua aliran kepercayaan. Maksudku di sini adalah: apa hubungannya agama dengan moral? Apa orang beragama otomatis bermoral baik? Apa orang tak beribadah adalah orang tak beragama? Apa orang tidak beragama berarti tidak bertuhan? Di dalam buku Syekh Siti Jenar, Achmad Chodjim menyajikan suatu perspektif lain dari Islam yang selama ini kita kenal melalui sosok Syekh Siti Jenar.
Harus diakui, ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar memang 'kontroversial' dan tidak bisa diinterpretasikan secara harfiah saja. Meskipun demikian, esensi dari ajaran dan pemikirannya adalah hidup dan mati ini adalah untuk Tuhan/Allah. Achmad Chodjim mencoba menjelaskan pemikiran Syekh Siti Jenar berdasarkan sumber sejarah, Al-quran, hadis, filsafa Di dalam buku Syekh Siti Jenar, Achmad Chodjim menyajikan suatu perspektif lain dari Islam yang selama ini kita kenal melalui sosok Syekh Siti Jenar. Harus diakui, ajaran dan pemikiran Syekh Siti Jenar memang 'kontroversial' dan tidak bisa diinterpretasikan secara harfiah saja. Meskipun demikian, esensi dari ajaran dan pemikirannya adalah hidup dan mati ini adalah untuk Tuhan/Allah. Achmad Chodjim mencoba menjelaskan pemikiran Syekh Siti Jenar berdasarkan sumber sejarah, Al-quran, hadis, filsafat barat-jawa, dan tasawuf walaupun begitu subjektifitas Chodjim dalam menggambarkan sosok Syekh sebagai manusia yang 'sempurna' masih sangat terasa, sehingga pembaca harus pintar-pintar dalam membaca.
Secara keseluruhan, buku ini layak dibaca untuk memberikan kita pemahaman yang baru dan segar dalam beragama Islam. Buku ini disarankan kepada sesiapa yang sedang mendalami ilmu ketuhanan. Tetapi ada AMARAN.
Jangan membaca buku ini tanpa GURU. Jika baca tanpa guru, banyak fitnah yang akan timbul.
Buku ini bukan menceritakan tentang Syech Siti Jenar. Ia banyak menceritakan ilmu yang dibawa oleh Syech Siti Jenar. Penulisan yang mantap dari bapak Achmad Chodjim. Membaca bukunya seolah-olah kita dibawa mengembara menyingkap ilmu Allah.
Rujukannya hampir 100% berlandaskan al-Qur'an. Beliau mengupas makna al-Qur'an Buku ini disarankan kepada sesiapa yang sedang mendalami ilmu ketuhanan. Tetapi ada AMARAN. Jangan membaca buku ini tanpa GURU.
Jika baca tanpa guru, banyak fitnah yang akan timbul. Buku ini bukan menceritakan tentang Syech Siti Jenar.
Ia banyak menceritakan ilmu yang dibawa oleh Syech Siti Jenar. Penulisan yang mantap dari bapak Achmad Chodjim. Membaca bukunya seolah-olah kita dibawa mengembara menyingkap ilmu Allah. Rujukannya hampir 100% berlandaskan al-Qur'an. Beliau mengupas makna al-Qur'an sehingga mencapai maksud yang paling hampir.